BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting. Dengan pendidikan, kita bisa meningkatkan kualitas diri kita. Sebuah bangsa akan maju jika kualitas sumber daya manusianya pun berkualitas. Untuk menumbuhkan SDM yang kompeten, dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat. Namun, metode pendidikan di Indonesia belum dapat memenuhi tuntutan itu.


Mahasiswa kedokteran akan dituntut menjadi dokter yang aktif, inovatif, serta dapat menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat. Maka diperlukan kurikulum yang dapat merangsang mahasiswa kedokteran untuk berpikir secara kritis dan analitis. Agar setelah lulus dapat terjun di dunia nyata dan memenuhi kompetensi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk maksud ini adalah metode Problem Based Learning (Jogiyanto, 2006).
     Untuk itu, pada laporan tutorial pertama dengan skenario “Problem Based Learning” pada blok I ini akan diulas secara singkat mengenai pengertian, ciri-ciri, tujuan, dan proses Problem Based Learning (PBL) dalam rangka memenuhi tuntutan kompetensi seorang dokter.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud Problem Based Learning (PBL)?
2.         Apa ciri-ciri PBL?
3.         Apa tujuan PBL?
4.         Apa yang dimaksud metode seven jump?
5.         Apa kelebihan dan kekurangan PBL?
6.    Apa saja yang menjadi kompetensi lulusan dokter menurut Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)?
7.    Bagaimana penerapan kompetensi afektif, kognitif , dan psikomotor dalam kehidupan nyata?

C.      Tujuan
Laporan ini ditulis sebagai hasil turorial pertama blok I “Problem Based Learning”, agar tercapai pemahaman mahasiswa secara teori, diantaranya:
1.         Definisi, ciri-ciri, tujuan, dan proses pembelajaran PBL.
2.         Kelebihan, kekurangan serta meminimalkan kekurangannya.
3.         Kompetensi yang disyaratkan KKI.
4.    Penerapan kompetensi dalam kehidupan nyata (meliputi afektif, kognitif, dan psikomotor)

D.      Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan tutorial pertama ini adalah sebagai berikut:
1.    Mahasiswa mampu memahami metode pembelajaran Problem Based Learning, serta dapat mempraktekannya.
2.    Mahasiswa mampu mencapai kompetensi yang disyaratkan oleh KKI kelak nanti jika ia lulus, dengan menerapkan metode PBL semasa Kuliah.
3.    Mahasiswa mampu menerapkan kompetensi afektif, kognitif, dan psikomotor dalam kehidupan nyata sebagai seorang praktisi kesehatan.


BAB II
STUDI PUSTAKA

1.        PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
a.    Definisi
o   PBL adalah metode belajar yang mengggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. (Suradijono, 2004)
o   Metode pengajaran sistematis yang mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan autentik, dan perancangan produk dan tugas. (University of Nottingham, 2003)
o   PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan mahasiswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga mahasiswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Ward, 2002)
·         Metod
·          
·         e belajar yang menggunakan masalah untuk belajar. Yaitu sebelum mempelajari sesuatu, pelajar diharuskan mengidentifikasi suatu masalah, baik yang nyata atau telaah kasus. http://www.lrckesehatan.net/cdroms_htm/pbl/pbl.htm. (11 September 2009)
b.   Ciri-ciri
o   Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu.
o   Menghasilkan produk / karya dan memamerkannya.
(Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, 2005)
o   Menggunakan masalah sebagai fakta.
o   Memfokuskan penyelidikan secara autentik.
o   Hasil solusi akhir bisa dipertanggungjawabkan.
c.     Tujuan PBL
o   Menyiapkan pelajar untuk berpikir kritis dan analitis.
o   mengembangkan dan menerapkan kecakapan yang penting yakni pemecahan masalah, belajar sendiri, kerja sama tim, dan pemerolehan yang luas atas pengetahuan. (H.Barrows, 2005)
o   Mampu mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.
o   Mengembangkan pengetahuan dasar-dasar materi sesuai konteks.
o   Mengembangkan keterampila penalaran ilmiah, berpikir kritis, berpikir tingkat tinggi, tahu informasi, keterampilan pengaturan diri, belajar sepanjang hayat.
o   Mengembangkan sikap kerjasama, keterampilan interpersonal, meniru peran orang dewasa.
o   Melatih mahasiswa menjadi pebelajar yang mandiri (self regulated learning.
(Prof. Dr. Muslimin Ibrahim, 2005)
d.    Tahapan PBL
Dalam PBL ada beberapa tahap, diantaranya Identifikasi kata sulit, penentuan masalah, brainstorming, tentative solution, penentuan sasaran belajar, belajar mandiri, dan penjelasan akhir.
Langkah-langkah tersebut di atas disebut seven jump.
·         Seven jump
1.      Identifikasi dan klarifikasi kata-kata sulit yang ada di dalam skenario. (sekretaris mencatat kata-kata yang masih belum dimengerti setelah didiskusikan)
2.      Penentuan masalah. Setiap anggota memiliki bermacam perspektif masalah, akan tetapi harus dicari masalah yang disepakati bersama. (sekretaris mencatat daftar masalah yang telah disetujui)
3.      Brainstroming. Anggota kelompok mendiskusikan dan menjelaskan masalah tersebut berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki (prior knowledge). Identifikasi area pengetahuan yang kurang. (sekeretaris menulis yang didiskusikan)
4.      Berdasarkan langkah 2 dan 3 maka disusun penjelasan masalah dalam bentuk penjelasan sementara (tentative solution). (sekretaris mencatat penjelasan masalah sementara yang telah didiskusikan)
5.      Menentukan tujuan pembelajaran yang akan diraih. (tutor mengarahkan agar tujuan pembelajaran fokus, dapat dicapai, komprehensif dan sesuai dengan diharapkan)
6.      Belajar mandiri. Mahasiswa belajar mandiri untuk mencari informasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran.
7.      Setiap anggota kelompok menjelaskan hasil belajar mandiri mereka dan saling berdiskusi. (tutor menilai jalannya proses ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan)
e.     Kelebihan dan Keurangan PBL
o   Kelebihan
1.      Mengaktifkan pengetahuan alam lebih efektif, pemahaman dan ingatan lebih mendalam. (Jones,2002)
2.      Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
3.      Memiliki pendekatan holistik terhadap mata kuliah yang dipelajari.
4.      Siswa lebih siap mengintegrasikan informasi baru
5.      Mengadaptasi perubahan dan bekerja lebih baik sebagai anggota tim
o   Kekurangan
1.      Keterbatasan biaya dan ketidakmauan untuk berubah diantara para pendidik. (Dempsey, 2002)
2.      Mahasiswa tidak terbiasa dan tidak nyaman dengan penguasaan penugasan open ended yang tidak mempunyai satu jawaban yang benar.
3.      Jika penugasan-penugasan terlalu rumit mahasiswa menjadi frustasi dan menutup semua kepandaian berpikir analitisnya yang seharusnya dikembangkan.
 (Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara)
4.      Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
5.      Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dalam metode ini.

2.        KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA (KKI)
a.    Definisi
Konsil Kedokteran Indonesia selanjutnya disebut KKI adalah suatu badan otonom, mandiri, nonstruktural, dan bersifat independen, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.
              http://cpddokter.com/home/index.php?option=com_content&task=view&id=42&Itemid=64. (13 September 2009,21.03 WIB)
b.    Kompetensi menurut KKI
Kompetensi terdiri atas kompetensi utama, kompetensi pendukung,kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama (SK Mendiknas 045/U/2002). Elemen-elemen kompetensi terdiri atas:
a.        Landasan kepribadian.
b.        Penguasaan ilmu dan keterampilan.
c.        Kemampuan berkarya.
d.       Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai.
e.        Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
f.         Lulusan adalah dokter yang memenuhi standar kompetensi yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (sesuai pasal 8 Undang-Undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran), yaitu Standar Kompetensi Dokter. Dalam standar kompetensi ini ada 7 area kompetensi, diantaranya:
1.        Area Komunikasi Efektif
a.         Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
b.         Berkomunikasi dengan sejawat
c.         Berkomunikasi dengan masyarakat
d.        Berkomunikasi dengan profesi lain
2.        Area Keterampilan Klinis
a.         Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya
b.         Melakukan prosedur klinik dan laboratorium
c.         Melakukan prosedur kedaruratan klinis
3.        Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
a.         Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
b.         Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai
c.         Menentukan efektivitas suatu tindakan
4.        Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
a.         Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat
b.         Melakukan pencegahan penyakit dan keadaan sakit
c.         Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
d.        Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
e.         Mengelola sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
5.        Area Pengelolaan Informasi
a.         Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien
b.         Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi
c.         Memanfaatkan informasi kesehatan
6.        Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
a.         Menerapkan mawas diri
b.         Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
c.         Mengembangkan pengetahuan baru
7.        Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
a.         Memiliki Sikap professional
b.         Berperilaku profesional dalam bekerja sama
c.         Sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang professional
d.        Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia
e.         Memenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteran
f.          Menerapkan keselamatan pasien dalam praktik kedokteran
(Buku panduan Konsil Kedokteran Indonesia)
Kompetensi di atas meliputi kompetensi afektif, kognitif, dan psikomotor. Adapun pengertian masing-masing, adalah sebagai berikut:
1.        Afektif         :  kompetensi yang berhubungan dengan sikap, perilaku, sopan santun.
Contoh   :sikap saat wawancara dengan pasien, sikap dengan teman sejawat, atau dengan lain profesi.
2.        Kognitif       :  kompetensi yang berhubungan dengan kecerdasan otak untuk memahami persoalan.
Contoh   :memahami efek samping obat yang diberikan kepada pasiennya, pemahaman tentang gejala-gejala penyakit.
3.        Psikomotor  :  kompetensi yang berhubungan dengan aktifitas fisik yang berhubungan dengan mental.
Contoh   :pengambilan darah pasien, memasang infus.



BAB III
PEMBAHASAN

Analisis Skenario
Dari skenario I “Problem Based Learning” telah didapatkan informasi sebagai berikut:
1.        Seorang mahasiswi kedokteran bingung dengan metode pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan pendekatan Problem Based Learning.
2.        Dia diberi modul yang berisi skenario-skenario.
3.        Para mahasiswa akan menggunakan seven jump untuk tutorial.
4.        Ia diberi penjelasan oleh dosen, apabila ia lulus nanti, ia harus bisa menguasai kompetensi dari Konsil Kedokteran Indonesia.
5.        Kompetensi itu meliputi kompetensi afektif, kognitif, dan psikomotor.
Berikut merupakan pembahasan skenario:
·           Metode pembelajaan Problem Based Learning adalah pembelajaran yang diawali oleh pemunculan masalah oleh tutor dalam bentuk skenario. Dengan kata lain, PBL berarti belajar berdasarkan masalah. Skenario semacam serita pendek, suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari yang nantinya akan dibahas dalam bentuk kelompok-kelompok turorial. PBL mempersiapkan mahasiswa untuk berpikir kritis dan analitis, melatih kemampuan mencari informasi melalui berbagai sumber, mengembangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
·           PBL memilki ciri-ciri:
o      Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
o      Menggunakan masalah sebagai fakta.
o      Memfokuskan penyelidikan secara autentik.
o      Hasil solusi akhir bisa dipertanggungjawabkan.
·           Setelah dimunculkan sebuah skenario, mahasiswa akan melalui tahap yang disebut seven jump. Seven jump terdiri dari 7 langkah.
1.    Identifikasi dan klarifikasi kata sulit. Mengidentifikasi istilah-istilah yang belum dimengerti untuk selanjutnya didiskusikan. Apabila masih ada kata-kata yang kurang mengerti, sekretaris mencatatnya.
2.    Penentuan masalah. Setiap anggota memunculkan perspektif masalahnya, kemudian harus dicari masalah yang disepakati bersama.
3.    Brainstorming. Penjelasan masalah oleh anggota kelompok berdasarkan kemampuan yang mereka miliki.
4.    Penjelasan masalah untuk sementara berdasarkan langkah 2 dan 3.
5.    Menentukan tujuan pembelajaran. Tutor bertugas mengarahkan agar tujuan pembelajaran fokus.
6.    Belajar mandiri. Pada tahap ini mahasiswa belajar dengan mencari informasi yang relevan dengan kasus yang dibicarakan. Baik dari internet, buku, atau kuliah pakar. Untuk internet kemuthakhiran sumbernya antara 5-10 tahun.
7.    Penjelasan masalah. Setiap anggota menjelaskan hasil belajar mandiri dan saling berdiskusi berdasarkan bahan-bahan yang telah didapatkan oleh masing-masing anggota.
·           PBL sangat bagus diterapkan pada pendidikan tingkat tinggi karena:
o  Mengadaptasi perubahan dan bekerja lebih baik sebagai anggota tim
o  Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
o  Siswa lebih siap mengintegrasikan informasi baru
Namun, PBL tidak dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, hanya pada pelajaran yang bersifat praktik. Selain itu pelajar yang malas, tidak akan mencapai tujuan yang telah direncanakan.
·           Kompetensi menurut KKI diantaranya:
o    Komunikasi Efektif
o    Keterampilan Klinis
o    Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
o    Pengelolaan Masalah Kesehatan
o    Pengelolaan Informasi
o    Mawas Diri dan Pengembangan Diri
o    Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
Kompetensi di atas terdiri dari 3 aspek, yaitu afektif (sikap dan perilaku, kognitif (memahami permasalahan), dan psikomotor (aktifitas fisik berkaitan pada mental. 3 aspek tersebut harus bisa diimplementasikan pada kehidupan nyata sebagai seorang dokter.



BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari materi yang telah diuraikan pada Studi Pustaka dan dalam kaitannya dengan kasus skenario, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu metode pembelajaran dalam pendidikan tinggi. Metode ini sangat releven dengan fakultas kedokteran, sehingga banyak universitas yang telah menggunakan metode ini. Dari beberapa definisi para ahli, dapat disimpulkan PBL adalah metode pembelajaran yang diawali oleh pemunculan masalah oleh tutor dalam bentuk skenario untuk didiskusikan dalam tutorial menggunakan metode seven jump.
PBL digunakan untuk merangsang mahasiswa untuk berpikir secara kritis, analitis, memilii ketrampilan, pengetahuan, dan sikap yang baik. Ini dilakukan dalam rangka memenuhi kompetensi seorang dokter yang disyaratkan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Penerapan kompetensi ini dalam kehidupan nyata antara lain, kemampuan dokter melakukan pengambilan darah pasien, menyuntik, memasang jarum infus (psikomotor), memahami apa saja efek samping obat yang dia berikan pada pasien (kognitif), dan sikap berbicara pada pasien saat menggali informasi tentang penyakit pasien (afektif).
B.       Saran
Berdasarkan pembahasan ada beberpa hal penting yang perlu diperhatikan:
1.    Agar mahasiswa tidak bingung dalam penerapan Problem Based Learning, diperlukan peran tutor untuk memberi gambaran tentang PBL.
2.    Tutor harus “belajar” dan “belajar ulang” agar tetap terus relevan dan menginspirasi mahasiswa untuk memaksimalkan potensi mereka.
3.    Selain tutor, mahasiswa sendiri harus berperan aktif mencari tahu tentang PBL, dari buku, internet, atau kuliah pakar.
4.    Diperlukan kemampuan berkomunikasi, menghargai pendapat, dan kerja sama yang baik untuk mewujudkan tujuan pembelajaran dalam PBL.

Belajar Berdasarkan Masalah atau Problem Based Learning adalah Suatu proses pembelajaran yang diawali dari masalah-masalah yang ditemukan dalam suatu lingkungan pekerjaan.
Problem Based Learning (PBL) adalah lingkungan belajar yang di dalamnya menggunakan masalah untuk belajar. Yaitu, sebelum pebelajar mempelajari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para pebelajar menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut.

Bahan pembelajaran ini akan memandu para pengguna/pebelajar mulai dari memahami konsep PBL, langkah -langkah PBL, sampai menerapkan metode PBL dalam team work di tempat kerja.

Penerapan metode PBL ini merupakan suatu bentuk implementasi team learning dan personal mastery menuju suatu organisasi pembelajar

One Response so far.

Leave a Reply