BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tercipta dari sebuah sel yang merupakan hasil penggabungan antara sel sperma dan sel telur. Dua buah sel yang telah bergabung akan membentuk zigot, dengan cepat membelah menjadi embrio lalu fetus. Proses tersebut membutuhkan waktu yang tidak singkat, yaitu sekitar sembilan bulan sepuluh hari. Janin tumbuh dalam rahim seorang ibu. Ilmu kedokteran menemukan bahwa rahim seorang wanita ternyata terdiri dari tiga lapis, yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rahim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Padahal Al Qur’an telah menceritakannya, jauh sebelum para ilmuwan menemukan teori tersebut.
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. (Az Zumar 39:6)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapatkan antara lain:
1. Bagaimana proses terjadinya gametogenesis?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya menstruasi?
3. Hormon apa saja yang berperan pada proses menstruasi?
4. Bagaimana proses fertilisasi?
5. Bagaimana proses perkembangan fetus dan embrio?
6. Apa saja tanda-tanda kehamilan primer dan sekunder?
7. Bagaimana cara memperkirakan kelahiran fetus?
8. Bagaimana cara pemeriksaan USG?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang didapatkan antara lain:
1. Agar dapat mengetahui proses terjadinya gametogenesis
2. Agar dapat mengetahui mekanisme menstruasi
3. Agar dapat mengetahui hormon yang berperan pada proses menstruasi
4. Agar dapat mengetahui proses fertilisasi
5. Agar dapat mengetahui proses perkembangan fetus dan embrio
6. Agar dapat mengetahui tanda-tanda kehamilan primer dan sekunder
7. Agar dapat mengetahui cara memperkirakan kelahiran fetus
8. Agar dapat mengetahui cara pemeriksaan USG
D. Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan antara lain:
1. Mengetahui proses terjadinya gametogenesis
2. Mengetahui mekanisme menstruasi
3. Mengetahui hormon yang berperan pada proses menstruasi
4. Mengetahui proses fertilisasi
5. Mengetahui proses perkembangan fetus dan embrio
6. Mengetahui tanda-tanda kehamilan primer dan sekunder
7. Mengetahui cara memperkirakan kelahiran fetus
8. Mengetahui cara pemeriksaan USG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses pematangan sel primordial secara genetis dan fenotip menjadi gamet yang matur. Pada pria, proses ini dikenal sebagai spermatogenesis, sedangkan pada wanita disebut oogenesis (Sadler, 2000).
Spermatogenesis
Terjadi di tubulus seminiferus selama masa seksual aktif akibat stimulasi oleh hormon gonadotropik hipofisis anterior, yang dimulai rata-rata pada umur 13 tahun dan terus berlanjut, namun menurun pada usia tua. Tahap pertama, sel primordial berkembang menjadi spermatogonia. Spermatogonia yang melewati lapisan sel sertoli (mengelilingi spermatogonia yang sedang berkembang) akan dimodifikasi secara berangsur dan membesar untuk membentuk spermatosit primer. Setiap spermatosit tersebut, selanjutnya mengalami pembelahan mitosis untuk membentuk 2 spermatosit sekunder. Setelah beberapa hari, spermatosit sekunder membelah menjadi spermatid yang bermodifikasi membentuk spermatozoa. Keseluruhan proses spermatogenesis membutuhkan waktu sekitar 74 hari (Guyton, 2008).
Oogenesis
Tahapan oogenesis adalah sebagai berikut:
1. Oogonium berkembang menjadi oosit primer yang terjadi pada kehidupan fetal.
2. Oosit primer mengalami meiosis I menghasilkan oosit sekunder, terjadi dalam 2 tahap:
a. Sebelum lahir: oosit primer mengalami meiosis I sampai stadium profase. Oosit primer tetap berada dalam tahap profase dan tidak menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya sebelum mencapai masa pubertas.
b. Setelah pubertas: oosit primer membesar, dan sel folikuler berubah dari gepeng menjadi kuboid. Berproliferasi menjadi folikel primer. Sel granulosa dan oosit mengeluarkan lapisan glikoprotein dan membentuk zona pelusida. Folikel semakin berkembang menjadi folikel de graaf.
3. Oosit sekunder mengalami meiosis II, terjadi dalam dua tahap, yaitu:
a. Pada saat ovulasi: oosit sekunder memasuki stadium metafase dari meiosis II.
b. Stadium berikutnya terjadi setelah ada pembuahan.
(Siswosudarmo, 2008)
Menstruasi
Menstruasi merupakan siklus keluarnya darah dan jaringan mukosa yang bersifat fisiologik melalui vagina dari uterus yang tidak hamil (Dorland, 2002). Dalam 1 bulan, terdapat fase-fase yang dialami wanita, antara lain:
1. Fase proliferasi (dipengaruhi estrogen)
Pada keadaan ini endometrium berada dalam fase proliferasi sesuai dengan fase folikular. Fase folikular disebut juga fase preovulasi, yaitu waktu antara hari-hari pertama menstruasi sampai dengan ovulasi. Terhadap sel-sel endometrium, estrogen berfungsi ganda, yaitu menambah afinitas reseptor estrogen dan sekaligus mempersiapkan reseptor progesteron.
2. Fase sekresi (dipengaruhi progesteron)
Progesteron berpengaruh bila reseptor-reseptornya telah dipersiapkan estrogen. Fase ini sesuai dengan fase luteal, yaitu waktu antara ovulasi sampai dengan fase premenstruasi. Korpus luteum dalam keadaan aktif.
3. Fase premenstruasi (fase iskemia)
Terjadi bila telur tidak dibuahi, berlangsung kurang lebih 2-3 hari sebelum menstruasi. Pada keadaan ini:
a. Korpus luteum berdegenerasi sehingga sekresi progesteron dan estrogen menurun.
b. Perubahan-perubahan vaskular mengakibatkan pengerutan lapisan fungsional endometrium.
Vasokonstriksi arteria spiralis terjadi 4-24 jam sebelum menstruasi, dengan akibat bagian luar atas endometrium mengalami atrofi dan mengerut. Setelah beberapa waktu, arteri yang mengerut ini mengalami dilatasi sehingga bagian-bagian yang nekrosis terlepas berupa darah menstruasi.
4. Fase menstruasi
Mula-mula terjadi robekan-robekan pada arteria spiralis sehingga terjadi hematoma. Akibatnya endometrium bagian atas menjadi menggelembung, robek dan akhirnya lepas. Perdarahan berhenti bila arteria spiralis berkonstriksi. Regenerasi terjadi dari sisa-sisa stratum sppongiosum endometrium.
(Siswosudarmo, 2008)
Fertilisasi
Pada saat ovulasi, ovum yang telah masak dilepaskan dari ovarium. Ovum dilempar ke infundibulum, selanjutnya masuk ke dalam ampula sebagai hasil gerakan silia dan kontraksi otot. Ovum biasanya dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi, dan mati bila dalam 24 jam tidak segera dibuahi. Pada saat koitus, spermatozoa yang berjumlah 300-500 juta masuk ke dalam kanalis servikalis. Satu jam setelah koitus, sebagian spermatozoa telah mencapai ampula karena mati sebagai akibat kondisi keasaman vagina atau mati dalam perjalanan. Spermatozoa dapat bertahan sampai empat hari.
Fertilisasi adalah peristiwa bersatunya spermatozoa dengan ovum. Dengan masuknya satu spermatozoa ke dalam ovum, ovum melepas badan polar II dan berakhirlah meiosis II. Intinya berubah menjadi pronukleus, sementara spermatozoa akan berubah menjadi pronukleus. Kedua pronuklei akhirnya melebur di tengah sitoplasma sel telur.
(Siswosudarmo, 2008)
Perkembangan embrio
Merupakan pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. 3 tahapan fase embrionik yaitu:
a. Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
b. Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan blastosoel.
c. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Yaitu:
· Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
· Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
· Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
(Sadler, 2000)
Perkembangan embrio
Secara singkat hal-hal utama dalam perkembangan organ dan fisiologi janin adalaha sebagai berikut:
8 minggu : Sudah mirip bentuk manusia, mulai pembentukan genitalia eksterna. Sirkulasi melalui tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk.
9 minggu : Kepala meliputi separuh besar fetus, terbentuk muka, kelopak mata namun tak akan membuka sampai 28 minggu.
13-16 minggu : Fetus berukuran 15 cm. Merupakan awal trimester kedua. Kulit janin masih transparan, telah mulai tumbuh lanugo (rambut janin). Janin/fetus bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah terbentuk mekonium (feses) dalam usus. Jantung berdenyut 120-150/menit.
17-24 minggu : Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh diliputi oleh verniks kaseosa (lemak). Janin telah mempunyai refleks.
25-28 minggu : Saat ini disebut permulaan trimester ketiga, dimana terdapat perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh, mata sudah terbuka. Kelangsungan hidup pada periode ini sangat sulit bila lahir.
29-32 minggu : Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup (50-70%). Tulang telah terbentuk sempurna, gerakan napas telah reguler, suhu relatif stabil.
33-36 minggu : Berat janin 1500-2500 gram. Bulu kulit janin (lanugo) mulai berkurang, pada saat 35 minggu paru telah matur. Janin akan dapat hidup tanpa kesulitan.
38-40 minggu : Sejak 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal.
(Sadler, 2000)
Perubahan fisiologis pada wanita hamil
Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik anatomis maupun fisiologis pada ibu, diantaranya adalah:
1. Penambahan berat badan sekitar 24 pon yang terjadi selama dua trimester terakhir.
2. Sebagai akibat peningkatan sekresi berbagai hormon selama kenamilan, kecepatan metabolisme basal meningkat sekitar 15% selama pertengahan akhir kehamilan.
3. Payudara tumbuh membesar karena proliferasi asini maupun duktus lektiferus.
4. Pada trimester pertama sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh HCG.
(Guyton, 2008)
BAB III
PEMBAHASAN
Pada skenario yang berjudul “Embryo and Fetus” didapatken beberapa masalah, diantaranya:
Sejak 30 hari lalu, Astuti tidak mengalami menstruasi. Tiap bulan, wanita melepaskan 1 atau 2 sel ovum dari ovarium. Sel ovum ini ditangkap oleh fimbria lalu masuk ke tuba fallopi. Saat koitus, sel sperma ditumpahkan dalam vagina dan jumlahnya berjuta-juta. Sel sperma bergerak menggunakan ekornya memasuki rongga rahim lalu masuk ke tuba fallopi. Masuknya sel sperma dan bersatu dengan sel telur disebut fertilisasi. Oleh karena itu, menstruasi tidak terjadi karena sel ovum telah dibuahi oleh sel sperma, sehingga sel ovum berdiferensiasi (Siswosudarmo, 2008)
Hasil pemeriksaan USG diketahui terdapat embrio di uterus dan usia kehamilannya sudah 5 minggu. Pemeriksaan USG atau ultrasonografi merupakan pemeriksaan visualisasi struktur dalam tubuh dengan merekam pantulan denyutan gelombang ultrasonik yang diarahkan ke jaringan tersebut. Menggunakan frekuensi gelombang 1-10 MHz (Dorland, 2002). Pemeriksaan ini dapat ditentukan karena jaringan tubuh terdiri dari unsur yang heterogen. Pada trimester I dapat ditentukan:
1. Kehamilan intrauterin
2. Kehamilan multipel
3. Usai kehamilan
Sedangkan pada trimester II dan III dapat ditentukan:
1. Letak dan presentasi janin
2. Pengukuran biometri (misalnya lingkar kepala, perut, dll)
(Wiknjosastro, 1991)
Pada permulaan minggu kelima, anggota badan depan dan belakang nampak sebagai tunas-tunas yang berbentuk dayung. Anggota badan depan terletak di sebelah dorsal. Tunas anggota badan belakang terbentuk bebrapa saat kemudian. Tidak lama kemudian, pada ujung tunas yang memipih akan menggambarkan terbentuknya jari-jari (Sadler, 2000).
Dokter menjelaskan akan terjadi percampuran materi genetik dari kedua orang tuanya pada saat gametogenesis. Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Perubahan kromosom terjadi selama pembelahan meiosis. Selama pembelahan meiosis pertama, kromosom homolog berpasangan dan saling menukar materi genetik. Pada pembelahan kedua, sel gagal melipatgandakan DNA, dan dengan demikian setiap sel memiliki jumlah kromosom yang haploid dan jumlah DNA setengah dari jumlah pada sel somatik normal. Untuk itulah, gamet pria dan wanita memiliki 22 + X atau 22 + Y kromosom (Sadler, 2000).
Dokter menganjurkan supaya mereka secara rutin memeriksakan kandungan Astuti setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan fetus dan perkiraan partus bayi mereka. Fetus merupakan keturunan belum lahir dalam masa passca embrionik, setelah struktur-struktur utama terbentuk. Waktunya sekitar 9 minggu setelah fertilisasi sampai kelahiran. Dengan kata lain, fetus terbentuk setelah fase embrio (Dorland, 2002). Perhitungan umur kehamilan dapat ditentukan dengan cara:
1. Menghitung tanggal haid pertama
2. Menggunakan pemeriksaan USG
3. Melihat batas pertumbuhan uterus
Sedangkan cara perhitungan perkiraan kelahiran ditentukan dengan menambahkan satu tahun dan 10 hari pada hari pertama haid terakhir (HT), kemudian dikurangi 3 bulan. Misalnya HT nya mulai pada 14 November 2008, ia dapat mengharapkan persalinan akan berlangsung pada 24 Agustus 2009 (±14 hari). Kebanyakan dokter tidak perlu melakukan perhitungan karena sudah ada cakram perhitungan persalinan (obstetrics calculation disc) yang disediakan oleh kebanyakan industri farmasi (Llewellyn, 2002).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel gamet. Pada pria, dinamakan spermatogenesis, sedangkan wanita dinamakan oogenesis. Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur di tuba falopii. Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/coitus), dengan ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani yang berisi sel–sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Kemudian sel ovum berdiferensiasi menjadi embrio hingga minggu ke 9, yang dilanjutkan dengan fetus hingga lahir.
B. Saran
Untuk kesehatan bayi dalam kandungan, seorang ibu hamil disarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menjaga kondisi tubuh untuk kelancaran kehamilan
2. Mencukupi kebutuhan gizi dengan mengatur pola makan
3. Hindari konsumsi obat-obatan yang dapat membahayakan janin
4. Lakukan pemeriksaan USG secara berkala untuk mengontrol pertumbuhan janin
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Llewellyn, Derek. 2002. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Penerbit Hipokrates.
Siswosudarmo, Risanto. 2008. Obstetri Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia.
Wiknjosastro, Hanifa. 1991. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
