BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kita telah memahami bagaimana warna, rasa dan bau diterima oleh alat indra kita dan bagaimana cara terbentuknya. Namun, para ilmuwan tidak dapat mencapai kesepakatan tentang mengapa sejumlah zat berbau lebih menyengat sedangkan sebagian lainnya memiliki bau yang lebih lembut, atau mengapa sebagian di antaranya berbau tidak enak sedangkan sebagian yang lain memiliki bau yang menyenangkan.
Sebagian besar pengetahuan kita tentang dunia di sekeliling kita didapat melalui mata. Perasaan tidak berdaya yang muncul saat kita terperangkap dalam kegelapan lingkungan yang asing merupakan petunjuk kuat akan ketergantungan kita pada penglihatan. Melalui indera, kita dapat lebih mengetahui tentang dunia. Indera penglihatan terdiri dari tiga komponen utama yaitu mata yang memfokuskan bayangan dari dunia luar ke retina peka cahaya, sistem syaraf yang menyalurkan informasi ke dalam otak, dan korteks penglihatan yaitu bagian dari otak tempat semuanya dipadukan. Mata adalah alat indera kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar primitif pada permukaan golongan invertebrata.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapatkan dari pembelajaran ini antara lain:
1. Apa saja yang termasuk dalam indra penglihatan?
2. Bagaimana struktur makroskopis dan mikroskopis sistem penglihatan?
3. Apa saja fungsi masing-masing bagian dari bola mata?
4. Apa saja yang mempengaruhi pergerakan bola mata?
5. Bagaimana jalannya proses kimiawi pada penglihatan?
6. Bagaimana jaras sistem penglihatan?
C. Tujuan
Tujuan-tujuan yang didapatkan antara lain:
1. Agar dapat memahami organ visus secara makroskopis maupun mikroskopis
2. Agar memahami fungsi-fungsi bagian organ visus
3. Agar mengetahui jalannya proses kimiawi pada penglihatan
4. Supaya mengetahui jaras penglihatan
5. Agar mengetahui pergerakan mata
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh yaitu:
1. Mengetahui bagian-bagian mata
2. Memahami organ visus baik secara makroskopis maupun mikroskopis
3. Mengetahui fungsi bagian pada mata yang berpengaruh pada proses penglihatan
4. Mengetahui jaras indra penglihatan
5. Mengetahui proses pergerakan bola mata
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
Mata (Oculus)
Mata terdapat di dalam korpus adiposum orbitae, tetapi dipisahkan oleh selubung fascial bola mata. (Richard, 2006). Mata terdiri atas:
1.) Bulbus oculi
2.) Nervus optikus
(Budianto, 2005)
1.) Bulbus oculi (bola mata)
Mata terdiri atas 3 lapisan; tunika fibrosa, tunika vaskulosa pigmentosa, dan tunika nervosa.
1. Tunika fibrosa
Terdiri atas:
- Sklera
Terdiri dari jaringan fibrosa padat dan berwarna putih. Di posterior, sklera ditembus oleh nervus opticus dan menyatu dengan nervus tersebut. Ditembus juga oleh a. N. Siliares dan pembuluh venae vorticosae. Ke arah depan sklera menjadi kornea pada taut korneosklera atau limbus (Richard, 2006)
- Kornea
Bersifat transparan. Fungsi utamanya untuk memantulkan cahaya yang masuk ke mata. Di posterior, cornea berhubungan dengan humor aquosus (Richard, 2006). Sumber nutrisi kornea adalah pembuluh-pembuluh darah limbus, humor aquosus, dan air mata. Kornea diinervasi oleh banyak saraf sensoris terutama n. Siliaris longus dan n nasosiliaris. Sifat-sifat tembus cahaya atau transparan disebabkan karena:
· Letak epitel kornea yang teratur
· Letak serabut kolagen yang teratur dan padat
· Kadar air yang konstan karena deturgesensi (keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea)
· Avaskuler
Lapisan kornea dari luar ke dalam yaitu:
· Epitel kornea, tersusun dari epitel squamous kompleks non kornifikasi yang merupakan sawar untuk mencegah masuknya kuman dalam kornea. Lapisan sel terbawah silindris dan berada di atas membran tipis atau tidak tampak.
· Lamina limitans anterior (membrana Bowman), merupakan lapisan jernih aseluler dan tidak memiliki daya regenerasi.
· Stroma (substansia propria), lapisan dinding tebal, terdiri dari serabut kolagen yang susunannya sangat teratur dan padat yang membentuk lamela tipis dan lapisan-lapisan fibroblas gepeng dan bercabang yaitu keratosi di antara serat kolagen. Keratosit kornea adalah fibroblas yang dimodifikasi. Stroma kornea membentuk “badan” kornea.
· Lamina limitans posterior (membrana Descemet), merupakan lapisan elastik jernih, yang berkembang terus seumur hidup dan merupakan membran basalis endotel kornea. Membran ini berada pada bagian posterior dari stroma kornea.
· Endotel, berperan dalam mengatur kadar air kornea dengan cara mengeluarkan air dari kornea ke kamera oculi anterior.
2. Tunika vaskulosa pigmentosa
Urutan-urutannya dari depan ke belakang ialah:
- Iris dan pupil
Iris merupakan diaphragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di tengahnya yang biasa disebut pupilla (pupil). Garis tengah pupil normal antara 3-4 mm. Sebelah pinggir iris melekat di permukaan anterior corpus ciliaris. Serabut-serabut otot iris bersifat involuntar dan terdiri atas serabut- serabut sirkular dan radial (Richard, 2006)
· Serabut-serabut sirkular, membentuk m. Sphincter pupillae. Tersusun di sekitar pinggir pupil. Serabut-serabut ini dipersarafi oleh serabut parasimpatis nervus okulomotorius. Fungsinya ialah mengonstriksikan pupil dalam keadaan cahaya terang dan selama berakomodasi.
· Serabut-serabut radial, membentuk m. Dilator pupillae. Merupakan lembaran tipis serabut radial. Letaknya di dekat permukaan posterior. Dipersarafi oleh serabut simpatis. Fungsinya adalah untuk melebarkan pupil dalam keadaan cahaya kurang terang atau keadaan terdapatnya aktivitas simpatis yang berlebihan seperti dalam keadaan takut.
(Richard, 2006)
Banyaknya pigmen menyebabkan iris berwarna coklat, sedangkan pigmen sedikit menyebabkan iris berwarna biru atau hijau. Pada orang albino, iris tidak mengandung pigmen sehingga kelihatan merah karena adanya pembuluh-pembuluh darah di dalamnya (Budianto, 2005)
- Korpus siliaris
Merupakan bagian uvea yang terletak antara iris dan choroidea yang berfungsi sebagai penghasil humor aquosus (Budianto, 2005). Pada potongan sagital bola mata, korpus siliaris tampak berbentuk segitiga, terdiri atas:
· Korona siliaris, merupakan bagian posterior corpus ciliare dan permukaannya mempunyai alur-alur dangkal yang disebut dengan striae siliares (Richard, 2006)
· Processus siliaris, yaitu lipatan-lipatan yang tersusun secara radial, yang pada permukaan posteriornya melekat di ligamentum suspensorium iridis (Richard, 2006)
· M. Siliaris, terdiri atas serabut-serabut otot polos meridianal dan sirkular. Dipersarafi oleh serabut parasimpatis dari nervus oculomotorius. Fungsinya ialah menghilangkan tegangan yang ada pada ligamentum suspensorium, dan lensa yang elastis menjadi lebih cembung. Keadaan ini meningkatkan daya refraksi lensa (Richard, 2006)
- Koroid
Terdiri atas lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam yang sangat vascular (Richard, 2006). Koroid merupakan bagian uvea yang paling luas, terletak antara retina dan sklera, terdiri atas anyaman pembuluh darah. Berfungsi untuk memberi nutrisi pada retina. Koroid berwarna merah dan dapat dilihat dengan oftalmoskop (Budianto, 2005).
3. Tunika nervosa (retina)
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapis yang melapisi bagian dalam 2/3 dinding bola mata, melekat pada stratum pigmenti (Budianto, 2005). Terdiri atas pars pigmentosa yang berada di luar dan pars nervosa di sebelah dalam (Richard, 2006). Pars pigmentosa berfungsi sebagai:
- Suplai nutrisi lapisan retina di bawahnya dan pemeliharaan fotoreseptor
- Barier difusi cairan dari choroidocapillaris ke sensori neural retina
- Menyimpan vitamin A
(Budianto, 2005)
Retina mengandung selapis sel fotoreseptor (sel kerucut dan sel batang) yang peka terhadap berkas cahaya yang melalui lensa. Saraf yang keluar dari retina adalah saraf aferen yang menghantar impuls cahaya dari fotoreseptor melalui nervus optikus ke otak untuk interpretasi visual (Victor, 2003)
Isi bola mata antara lain:
1. Humor aquous
Cairan menyerupai lymphe yang diduga dihasilkan oleh processus ciliaris, terdapat dalam camera oculi anterior dan posterior. Tekanan intra ocular normal ± 10-20 mmHg (Budianto, 2005). Humor aquous memasok nutrien dan oksigen ke struktur-struktur ini (Victor, 2003).
2. Korpus vitreum
Korpus vitreum tidak berwarna, avaskuler, serta dibungkus oleh membrana hyaloidea. Bagian ini berisi cairan jernih yaitu humor vitreus (Budianto, 2005). Substansi ini meneruskan cahaya, penting untuk tekanan intraokular dan menahan retina di tempat yang berlawanan pada lapisan berpigmen bola mata (Victor, 2003).
3. Lensa crystalina
Merupakan suatu struktur bikonveks, avaskuler, tidak berwarna dan hampir transparan sempurna. Terletak di occipital pupil dan difiksasi oleh ligamentum suspensorium lentis (zonula zinni) yang menghubungkan dengan korpus siliaris. Lensa berfungsi sebagai media refraksi dengan kekuatan ± 20 D untuk memfokuskan sinar pada retina. Kemampuan lensa untuk menambah kekuatan refraksinya disebut daya akomodasi.
2.) Nervus optikus
N. optikus adalah serabut saraf yang terletak antara papilla nervi optiki sampai chiasma opticum. N. Optikus dibagi menjadi 4 bagian, antara lain:
- Pars intra ocular (papila nervi optici)
- Pars intra orbita
- Pars intra ossea
- Pars intra cranial
Peristiwa Kimiawi pada Peristiwa Melihat
Ketika foton menabrak sel retina, foton-foton itu mendorong suatu kejadian berturut-turut, seperti jatuhnya balok domino. Bagian pertama dari balok-balok domino ini disebut "11-cis-retinal" yang peka terhadap foton. Ketika tertabrak oleh suatu foton, molekul ini mengubah bentuk, yang pada gilirannya mengubah bentuknya, yang kemudian mengubah bentuk suatu protein yang disebut "rhodopsin" tempatnya terikat erat. Rhodopsin kemudian mengambil bentuk yang memungkinkannya menempel pada protein setempat lain dalam sel yang disebut "transdusin."
Sebelum bereaksi dengan rhodopsin, trandusin terikat dengan molekul lain yang disebut GDP. Ketika ia berhubungan dengan rhodopsin, transdusin melepaskan molekul GDP-nya untuk kemudian mengikatkan diri dengan molekul baru yang disebut GTP. Itulah mengapa persenyawaan yang terdiri dari kedua protein (rhodopsin dan transdusin) dengan molekul kimiawi yang lebih kecil (GTP) disebut "GTP-transdusinrhodopsin."
Senyawa baru GTP-transdusinrhodopsin sekarang dapat dengan sangat cepat terikat pada protein lain di dalam sel itu juga yang disebut "fosfodiesterase." Hal ini memungkinkan protein protein fosfodiesterase untuk memotong pula molekul lain di dalam sel yang sama, yang disebut cGMP. Karena proses ini terjadi dalam jutaan protein dalam sel, kekentalan cGMP mendadak berkurang.
Turunnya jumlah cGMP mengakibatkan saluran ion di dalam sel. Apa yang disebut sebagai saluran ion ini merupakan suatu bentuk yang tersusun atas protein yang mengatur jumlah ion sodium di dalam sel. Pada keadaan normal, saluran ion ini memungkinkan ion sodium untuk mengalir ke dalam sel, sementara molekul lain melepas kelebihan ion untuk mempertahankan keseimbangan. Ketika jumlah cGMP turun, begitu pula halnya dengan jumlah ion sodium. Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan muatan yang melalui selaput tersebut, yang merangsang sel saraf yang terhubung kepada sel-sel ini, yang membentuk apa yang disebut sebagai denyut (impuls) listrik. Saraf meneruskan impuls-impuls tersebut ke otak dan "melihat" yang terjadi disana.
Pergerakan Mata
Pergerakan mata diatur oleh 3 pasang otot, yaitu:
1. Rektus medialis dan lateralis
Berkontraksi untuk menggerakkan mata dari satu sisi ke sisi lainnya.
2. Rektus superior dan inferior
Untuk menggerakkan mata ke atas dan ke bawah.
3. Obliquus superior dan inferior
Otot obliquus terutama berfungsi untuk memutar bola mata agar lapangan pandang tetap pada posisi tegak.
(Guyton, 2007)
B. Analisis skenario
Vitamin A
Terdapat dalam jaringan binatang sebagai retinol. Vitamin ini tidak terdapat dalam makanan yang berasal dari sayuran, tetapi provitamin untuk pembentukan vitamin A banyak terdapat pada sayuran. Provitamin tersebut berupa pigmen karotenoid kuning dan merah, yang karena struktur kimianya mirip dengan vitamin A, dapat diubah menjadi vitamin A di hati.
Dampak
Positif (+): Pembentukan pigmen retina mata
Proses penglihatan mata
Mencegah rabun senja
Membantu proses adaptasi tempat terang ke gelap
Negatif (-): Mengakibatkan rabun senja
Pertumbuhan sel epitel yang abnormal
Pertumbuhan rambut pada anak terganggu
Hilang selera makan
Kurang daya ketahanan pada tubuh
Terjadi kegagalan reproduksi
Dosis ideal
Dosis umum vitamin A yaitu 5000 IU/hari. Sedangkan yang sesuai untuk umurnya adalah sebagai berikut:
- 0-11 tahun : 100.000 SI
- Balita : 200.000 SI
- Ibu nifas : 200.000 SI
Fungsi
Vitamin perlu untuk mata, kulit dan mengatur fungsi sistem imunisasi. Juga membantu dalam pemeliharaan rambut, gigi dan tulang. Fungsi dasar vitamin A adalah kegunaannya dalam pembentukan pigmen retina mata. Diperlukan untuk pigmen penglihatan, selain itu juga penting untuk pertumbuhan normal sebagian besar sel tubuh khususnya pertumbuhan dan proliferasi normal berbagai jenis sel epitel yang berbeda.
Sumber
Hati, minyak ikan, ikan teri, ikan,hati, susu, telur terutama kuning telur, sayuran hijau (bayam, daun singkong, daun katuk, kangkung), buah berwarna merah, kuning, jingga(pepaya, mangga dan pisang raja ), waluh kuning, ubi jalar kuning, jagung kuning.
Keseimbangan
Organ : Mata, telinga, dan serebri
Mekanisme :
Labyrint membranosa → Endolimfe → Saculus (mengandung macula) → Respon accelari linier → Deteksi accelerasi angular → Sel-sel rambut → Gerakan stereocilia terhadap kinocilia → depolarisasi dan hiperpolarisasi → Impuls keseimbangan → Saraf afferen → N. Vestibularis → Serebelum dan medula spinalis → Keseimbangan
Tes buta warna
Tes Ishihara adalah tes buta warna yang dikembangkan oleh Dr. Shinobu Ishihara, dipublikasikan pada tahun 1917 di Jepang. Tes ini terdiri dari lembaran yang di dalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal. Selain itu juga dapat dilakukan dengan tes homlgren.
Buta warna disebabkan oleh adanya kerusakan pada salah satu sel konus. Buta warna hijau disebut deuteronopia, sedangkan merah disebut protanopia.
Penglihatan warna
Mata manusia sebenarnya dapat mendeteksi hampir semua gradasi warna bila cahaya monokromatik dari warna merah, hijau, dan biru dipersatukan dalam bermacam-macam kombinasi. Hanya satu dari ketiga pigmen warna yang menyebabkan sel kerucut mempunyai kepekaan yang selektif terhadap berbagai warna. Masing-masing pigmen warna ini disebut pigmen peka warna biru, hijau, dan merah. Sifat absorbsi dari pigmen dalam ketiga macam kerucut itu menunjukkan bahwa puncak absorbsi adalah pada panjang gelombang cahaya. Panjang gelombang cahaya ini juga merupakan panjanng gelombang untuk puncak sensitivitas cahaya untuk setiap tipe sel kerucut, yang dapat mulai digunakan untuk menjelaskan bagaimana retina dapat membedakan warna.
Indra penglihatan
Organ : Mata
Jaras :
Impuls → retina → terjadi urutan kimia dan hubungan neurologis → impuls ke epitel berpigmen → mentransfer ke saraf optikus → kiasma optikus → korteks visual di lobus oksipital
Terdapat dua sistem visual yaitu sistem batang dan sistem kerucut. Sistem batang adalah elemen retina yang aktif dalam cahaya terang, sedangkan sistem kerucut aktif dalam keadaan kurang cahaya.
Indra peraba
Organ : Kulit yang terbagi menjadi 2, yaitu epidermis dan dermis.
Reseptor : Pachini: Tekanan Meisher: Sentuhan
Cruiser: Dingin Rufini: Panas
Mekanisme :
Semua reseptor taktil adalah mekanoreseptor yg berespon thd perubahan bentuk dan penekanan fisik à depolarisasi à potensial aksi à kordaspinalis à otak
Indra pendengaran
Organ : Telinga
Mekanisme :
Gelombang suara → auricula → meatus acustikus eksternum → getaran membran timpani → diteruskan ke maleus, incus, dan stapes → basis stapedis bergerak ke media → venestra vestibuli → perilymfe → ujung saraf VIII dipersepsikan otak
Indra pengecapan
Organ : Lidah
Mekanisme :
Intake → papil pengecap → sel epitel termodifikasi → terminal afferen → batang otak dan thalamus → gustatorik korteks
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mata merupakan organ yang berfungsi sebagai indera penglihatan. Rangsang yang adekuat untuk mata (dapat diubah menjadi impuls listrik) adalah cahaya. Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Gerakan mata dikontrol oleh enam otot ekstra okuler yang dipersarafi oleh saraf kranial III, IV dan VI. Suplai darah mata berasal dari cabang arteri karotis interna, cabang retina oftalmik, arteri retina sentralis dan koriokapilaris
B. Saran
1. Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A
2. Bawa anak (bayi atau balita) ke posyandu untuk imunisasi
3. Belajar di tempat yang terang, karena cahaya berpengaruh pada kesehatan mata
4. Bila ditemukan kelainan pada mata, segera dibawa ke puskesmas atau badan kesehatan lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Scanlon, Valerie C. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Eroschenko, Victor P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Sheerwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Delp, Mohlan H. 1996. Major Diagnosis Fisik. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
