BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam raahim ibu. Sejak itu, manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah yang mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya.
Di negara-negara sedang berkembang, banyak sekali bayi yang sakit dan meninggal selama periode perinatal (kelahiran sampai hari ke-7) dan neonatal (kelahiran sampai hari ke-28). Oleh karena itu pemberian ASI harus ditekankan untuk menunjang gizi bayi. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa pemberian ASI langsung setelah bayi dilahirkan (dalam 60 menit pertama) dan dilanjutkan dengan pemberian setiap saat bayi lapar dapat menurunkan angka kematian bayi dan mencegah kegagalan pemberian ASI.


B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah yang didapatkan antara lain:
1.      Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan neonatus serta infant?
2.      Apa saja faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang?
3.      Apa definisi berat bayi lahir rendah (BBLR)?
4.      Apakah faktor yang menyebabkan BBLR?
5.      Apa saja komponen dan manfaat ASI?
6.      Bagaimana manajamen laktasi?
7.      Apa faktor yang menyebabkan labioschisis?
8.      Bagaimana upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap BBLR?


C.   Tujuan
Adapun tujuan yang didapatkan antara lain:
1.      Agar dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan neonatus serta infant
2.      Agar dapat mengetahui faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang
3.      Agar dapat mengetahui definisi berat bayi lahir rendah (BBLR)
4.      Agar dapat mengetahui faktor yang menyebabkan BBLR
5.      Agar dapat mengetahui komponen dan manfaat ASI
6.      Agar dapat mengetahui manajamen laktasi
7.      Agar dapat mengetahui faktor yang menyebabkan labioschisis
8.      Agar dapat mengetahui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap BBLR

D.   Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan antara lain:
1.      Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan neonatus serta infant
2.      Mengetahui faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang
3.      Agar dapat mengetahui definisi berat bayi lahir rendah (BBLR)
4.      Agar dapat mengetahui faktor yang menyebabkan BBLR
5.      Agar dapat mengetahui komponen dan manfaat ASI
6.      Agar dapat mengetahui manajamen laktasi
7.      Agar dapat mengetahui faktor yang menyebabkan labioschisis
8.      Agar dapat mengetahui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap BBLR


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuh kembang anak
Definisi
Pertumbuhan berkaitan denga masalah perubahan dalam jumlah, ukuran, atau dimensi tinngkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 1995).
Faktor yang berpengaruh
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai berikut:
1.      Faktor genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
2.      Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi:
a.       Faktor pranatal, mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan. Meliputi gizi ibu pada waktu hamil, trauma, zat kimia atau toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas, dan anoksia embrio.
b.      Faktor postnatal, mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir. Meliputi:
a)      Lingkungan biologis, antara lain suku bangsa, jenis kelamin, gizi, penyakit kronis, hormon, dll.
b)      Faktor fisik, antara lain keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, serta radiasi.
c)      Faktor psikososial, antara lain stres, kualitas interaksi anak dan orang tua, serta cinta dan kasih sayang.
d)     Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain jumlah saudara, stabilitas rumah tangga, norma-norma, urbanisasi, dll.
(Soetjiningsih, 1995)
Pertumbuhan setelah lahir
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan akan kembali pada hari ke-10. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun. Kenaikan berat badan anak jika mendapat gizi yang baik, berkisar antara:
700 – 1000 gram/bulan pada triwulan I
500 – 600 gram/bulan pada triwulan II
350 – 450 gram/bulan pada triwulan III
250 – 350 gram/bulan pada triwulan IV
Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada masih lebih besar, perut membuncit dan anggota relatif lebih pendek. Sebagai titik tengah tinggi badannya adalah setinggi umbilikus. Tinggi badan rata-rata waktu lahir adalah 50 cm. Sedangkan gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun anak memiliki 6-8 gigi susu.
(Soetjiningsih, 1995)
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
Definisi
Bayi  dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Morley, 1979).
Faktor penyebab
Faktor yang menyebabkan terjadinya bayi dengan berat badan lahir rendah antara lain:
1.      Diet ibu
Secara umum ukuran badan bayi berhubungan dengan tinggi dan besar tubuh ibunya, dan ukuran badan ibu tidak hanya tergantung pada faktor genetik saja akan tetapi juga dipengaruhi oleh diet ibu pada masa kecil. Selain itu makanan yang diperoleh ibu selama kehamilan juga berperan penting. Adanya infeksi pada ibu dapat mempengaruhi berat badan bayi.
2.      Malaria
Selama kehamilan, ibu yang menderita penyakit malaria akan mengalami infeksi plasenta. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan makroskopis dimana pigmen malaria menyebabkan warna plasenta lebih gelap.
3.      Anemia
Terjadi karena pemasukan zat besi ke dalam tubuh kurang atau karena infeksi cacing tambang.
4.      Merokok
Anak-anak yang ibunya merokok pada waktu hamil, pada umur 7 tahun akan terlambat dalam hal kemampuan membaca, dan tinggi badannya 1,3 cm lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak merokok.
5.      Infeksi-infeksi kronis
Misalnya saja infeksi saluran kencing atau infeksi parasit merupakan penyebab penting dari kelahiran bayi dengan berat badan rendah ± 25% dari semua kelahiran di Indonesia.
(Morley, 1979)
Air susu ibu (ASI)
Definisi
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, berguna sebagai makanan bagi bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan tanpa makanan ataupun minuman lain (Theresia, 1995).
Manfaat
ASI sebagai makanan bayi mempunyai sifat dan manfaat adalah sebagai berikut:
1.      Mudah tersedia pada suhu yang sesuai dan tidak memerlukan waktu untuk persiapannya
2.      ASI mengandung antibodi bakteri dan virus
3.      Mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.
4.      ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi
5.      Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi
(Sjahmien, 1992)
Klasifikasi
Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi 3, antara lain:
1.      Colostrum
Disekresi dari hari pertama sampai ketiga atau keempat masa laktasi. Berupa cairan kental yang berwarna kekuning-kuningan yang berfungsi mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. Banyak mengandung antibodi yang dapat memberikan perlindungan pada bayi sampai 6 bulan pertama. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2.      Air susu masa peralihan (masa transisi)
Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI matur. Disekresi dari hari ke-4 sampai 10 dari masa laktasi. Kadar protein lebih rendah dibanding dengan colostrum, tetapi kadar lemak dan karbohidrat tinggi. Volumenya semakin meningkat.
3.      Air susu matur
Disekresikan pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Merupakan cairab putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum, dan karotin. Volumenya 300-850 ml/24 jam. Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
a.       Antibodi terhadap bakteri dan virus
b.      Sel fagosit, granulosit, makrofag, dan limfosit T
c.       Enzim seperti lisozim dan lactoperoxidase
d.      Protein seperti lactoferin dan B12 ginding protein


e.       Faktor resisten terhadap staphylococcus
f.       Komplemen, terutama C3 dan C4
(Winarno, 1990)
Refleks produksi ASI
Refleks pada ibu yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan laktasi yaitu:
1.      Refleks prolaktin
Merupakan suatu pengaruh hormonal utama dalam produksi ASI. Disini isapan bayi pada payudara menimbulkan impuls yang berasal dari puting susu menuju ke nervus vagus, kemudian ke hipotalamus dimana terdapat releasing factor (TRF) yang mengalir ke dalam darah lalu ke glandula pituitaria-anterior. Terjadilah pengeluaran prolaktin ke sirkulasi yang menyebabkan pembentukan air susu oleh se-sel glandula mammae.
2.      Refleks pemancaran air susu (let down)
Bersifat psikosomatis dengan komponen fisik yang sangat mudah terpengaruh oleh keadaan emosi ibu. Komponen fisik ini berjalan melalui isapan bayi pada puting dengan impuls yang menuju ke nervus vagus, akan tetapi berakhir di glandula pituitaria posterior. Dari sini dikeluarkan oksitosin yang akan memeras air susu keluar dari alveoli dan mendorong air susu ke ujung saluran sehingga mudah diisap bayi.
(Morley, 1979)
Manajemen laktasi
Merupakan upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1.      Masa kehamilan, misalnya perawatan payudara, memperhatikan gizi, pemeriksaan kesehatan, dll.
2.      Masa setelah persalinan, misalnya membantu terjadinya kontak langsung bayi dan ibu, ibu dibantu tentang cara menyusui yang baik dan benar, pemberian vitamin A dosis tinggi 2 minggu setelah melahirkan.
3.      Masa menyusui, misalnya ibu memberi ASI eksklusif 4 bulan pertama serta memperhatikan gizi dan makanan ibu.
(Morley, 1979)

BAB III
PEMBAHASAN
Pada skenario yang berjudul “New Born (Neonatus and Infant)” didapatken beberapa masalah, diantaranya:
Mengeluhkan kontraksi kuat di perutnya dan air ketuban sudah keluar. Kontraksi menandakan permulaan persalinan. Awal persalinan, kontraksi terjadi 30 menit. Kontraksi besar berada di fundus menuju korpus, tetapi lemah di dekat serviks. Semakin lama, kontraksi lebih sering, sekitar 1-3 menit. Gabungan kontraksi uterus dan otot-otot abdomen menyebabkan bayi terdorong ke bawah yang mengakibatkan ketuban pecah. Kemudian kepala bayi keluar, kepala bertindak sebagai baji untuk membuka struktur jalan lahir (Guyton, 2008). Air ketuban sama dengan cairan amnion yang berada di ruangan yang dilapisi oleh selaput janin yaitu amnion dan korion. Air ketuban berasal dari kencing janin, transudasi dari darah ibu, sekresi dari epitel amnion, dan asal campuran. Fungsi air ketuban antara lain:
1.      Mencegah perlekatan janin dengan amnion
2.      Mencegah goncangan-goncangan
3.      Memberi ruang gerak
(Mochtar, 1998)
Bayi lahir dengan berat 2400 gram dan panjang 49 cm. Berat badan bayi tersebut dikategorikan rendah, karena berat bayi normal adalah lebih dari 2500 gram. Sedangkan panjang atau tinggi bayi normal adalah 50 cm.  Dapat dikatakan bayi dengan berat badan lahir rendah atau BBLR (Soetjiningsih, 1995).
Bayi lahir dengan kelainan berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan kongenital berupa labioschisis.  Bayi dikatakan lahir dengan berat badan rendah bila beratnya pada saat lahir kurang dari 2500 gram (Morley, 1979). Sedangkan kelainan kongenital merupakan penyakit yang didapat saat bayi berada dalam kandungan, dalam hal ini berupa labioschisis atau bibir sumbing. Penyebab terjadinya penyakit kongenital antara lain:


1.      Kelainan genetik dan kromosom
Kelainan genetik yang didapatkan dari orang tua dapat mempengaruhi anaknya.
2.      Faktor mekanik
Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat menyebabkan kelainan bentuk organ tubuh hingga menimbulkan deformitas organ tersebut.
3.      Faktor infeksi
Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang terjadi pada periode organogenesis yaitu trimester pertama kehamilan.
4.      Faktor obat
Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester pertama kehamilan diduga menyebabkan kelainan kongenital pada bayi.
(Soetjiningsih, 1995)
Dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Promotif merupakan tindakan penyuluhan terhadap kesehatan ibu dan anak, makanan bergizi, juga tentang psikologi menghadapi anak yang menderita labioschisis. Preventif yaitu upaya pencegahan, dengan cara melakukan pemeriksaan prenatal rutin, makan makanan bergizi, dll. Kuratif yaitu tindakan penyembuhan, misalnya dilakukan operasi pada bayi yang menderita penyakit kongenital atau pemberian obat-obatan. Sedangkan rehabilitatif merupakan upaya pemulihan, dapat dilakukan dengan cara pemberian ASI sedikit tetapi sering pada penderita labioschisis. Hal ini dikarenakan, bayi yang menderita labioschisis cenderung sulit menyerap ASI secara sempurna, jadi diperlukan perlakuan khusus untuk bayi. Misalnya penggunaan sendok atau pipet untuk meminumkan ASI pada bayi. ASI diberikan tergantung pada permintaan bayi, perlu diingat bahwa pemberian ASI tidak boleh dijadwalkan. Karean kebutuhan bayi tidak dapat diprediksi.
Aqiqoh merupakan hewan yang disembelih sebagai lambang syukur terhadap kelahiran bayi. Hukumnya adalah sunnah mu’akad. Jika bayi yang lahir adalah laki-laki, maka aqiqoh berupa kambing sebanyak 2 ekor. Sedangkan bayi perempuan yaitu 1 ekor kambing.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ. Faktor yang mempengaruhinya dibagi menjadi dua, yaitu faktor genetik dan lingkungan. Jika asupan gizi kurang saat ibu hamil, dapat mengakibatkan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah, yaitu kurang dari 2500 gram dan panjang kurang dari 50 cm. ASI merupakan makanan utama untuk bayi karena mengandung zat-zat yang penting dalam tubuh, seperti antibodi. Oleh karena itu, pemberian ASI ekslusif selama 4 bulan pertama sangat dianjurkan.

B.   Saran
Untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi normal, maka dianjurkan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1.      Periksakan kandungan secara rutin
2.      Makanan ibu haruslah mencukupi nilai gizi serta nutrisi yang dibutuhkan
3.      Berikan bayi ASI eksklusif pada 4 bulan pertama
4.        Hindari penggunaan obat yang membahayakan pada masa kehamilan ataupun saat proses laktasi

Leave a Reply