Disusun oleh: Abdul Qodir Audah
J500100036
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah surakarta
Dasar teori:
Urin adalah suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen dan sulfur,garam-garam anorganik dan pigmen-pigmen. Biasanya berwarna kekuning-kuningan, meskipun secara normal banyak variasinya. Mempunyai bau yang khas untuk speciesyang berbeda. Jumlah urin yang diekskresikan tiap harinya bervariasi, tergantung pada pakan, konsumsi air, temperatur lingkungan, musim dan faktor-faktor lainnya.
Urine merupakan keluaran akhir yang dihasilkan ginjal sebagai akibat kelebihan urine dari penyaringan unsur-unsur plasma. Ginjal merupakan bagian organ dalam tubuh yang terletak pada bagian dorsal dari rongga abdominal. Ginjal manusia merupakan tipe metanephros, berwarna merah gelap, berbentuk seperti biji kacang sekitar 4 inchi terletak di bagian belakang rongga tubuh sedikit ke bawah lambung pada garis media dorsalis.
Proses pembentukan urine dalam ginjal meliputi proses penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi), dan penambahan zat – zat (augmentasi). Proses filtrasi terjadi di glomerulus dan kapsula bowman. Proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal, dan augmentasi terjadi di tubulus distal.Ginjal kira-kira mengandung 1,3 x 106 nefron yang beroprasi secara paralel. Tiap nefron terdiri dari suatu glomerulus yang dibekali dengan darah dalam sistem kapiler arteri sedemikian sehingga terjadi tekanan filtrasi yang memadai untuk mempengaruhi ultrafiltrasi material berberat molekul rendah dalam plasma.
Sistem urinary bertanggung jawab untuk berlangsungnya ekskresi bermacam-macam produk buangan dari dalam tubuh. Sistem ini juga penting sebagai faktor untuk mempertahankan homeokinesis (homeositasis), yaitu suatu keadaan relatif konstan dari lingkungan internal di dalam tubuh. Hal tersebut mencakup faktor-faktor yang beragam seperti keseimbangan air, pH, tekanan osmotik, tingkat elektrolit, dan konsentrasi banyak zat di dalam plasma.pengendalian itu dilaksanakan dengan penyaringan sejumlah besar plasma dan molekul-molekul kecil melalui glomerolus.
Hasil-hasil pemecahan metabolisme, paling banyak dikelurkan dari tubuh lewat ginjal bersama urine, terutama berlaku untuk akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen. Pada keadaan sakit metabolisme terganggu, ginjal mengeluarkan hasil-hasil pemecahan metabolisme yang terganggu tersebut asalkan fungsi ginjal cukup baik, juga banyak racun-racun dan obat-obat yang dikeluarkan oleh urine baik dalam keadaan tidak diubah maupun dalam hasil-hasil pemecahanya. Zat warna urin barasal darimetabolisme endogen yang dijabarkan dari zat warna empedu. Urin segar yang normal mempunyai warna sitrum sampai kuning batu ambar.
Senyawa-senyawa yang terdapat dalam urine yaitu senyawa organik, senyawa anorganik, dan zat-zat lain. Urea adalah hasil akhir utama dari metabolisme protein. Ekskresi berhubungan langsung dengan intake protein. Biasanya urea merupakan 80-90% dari nitrogen urine total. Ekskresi urea meningkat ketika katabolisme protein meningkat, seperti pada diabetes dan aktivitas korteks jaringan yang berlebihan. Asam urat adalah hasil akhir terpenting dari oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat berasal tidak hanya dari nukleoprotein makanan, melainkan juga dari pemecahan nukleoprotein sel dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air, tetapi membantuk garam-garamyang larut dalam urine bila asam dibiarkan). Asam urat ditemukan dalam urine normal sekitar 0,5-1,0 gram perhari, tetapi jumlah ini dapat bervariasi yang besar
Kreatinin adalah anhidrid dari kreatin (methyl guanidino acatic acid) dan benda yang konstan dari urine. Kreatinin dapat diukur dengan memberi alakali pikrat pada urine, dengan adanya kreatin campuran memberi warna ambar. Warnanya dicocokkan dengan standar yang juga telah diberi larutan alkalikiprat. Kreatinditemukan peningkatan jumlahnya pada malnutrisi dan disintegrasi jaringan otot. Kreatin juga ditemukan dalam keadaan patologis seperti kelaparan, gangguan metabolisme karbohidrat, hipertiroidi, dan miopatia tertentu dan infeksi-infeksi. Terdapatnya kreatin dalam urine disebut kreatinuria
Variasi khlorida menentukan bagian dari bahan padat dalam urine. Ekskresi Cl tergantung pada partikel, diet alami, tetapi rata-ratanya sekitar 10-15 gram sehari. Khlorida diekskresikan sebagai natrium khlorida adalah yang utama karena sebagian khlorida adalah yang utama.
Fosfat dalam urine merupakan gabungan dari natrium dan kalium fosfat (alakali fosfat) serat kalsium dan magnesium fosfat (fosfat tanah). Ekskresi fosfat pada urine dapat bervariasi secara ekstrim, tetapi rata-rata dalam sehari adalah 1,1g. Ion fosfat dalam urine dapat berwujud dua bentuk, yaitu asam fosfat nonbasic dan asam fosfat dibasic. Rasio keduanya mempengaruhi pH dan buffer urine.
Sulfur urine terutama berasal dari protein karena terdapatnya asam-asam amino yang mengandung sulfur, metionin, dan sistin dalam molekul protein. Sulfur urine total biasanya memiliki tiga bentuk, yaitu sulfat anorganik, sulfat terkonjugasi, dan sulfat netral. Pada kondisi normal, sekitar satu gram sulfat dieliminasi setiap hari, sekitar 75-85 % tetap dalam sulfat. Sekitar 90% dari ekskresi sulfat adalah dalam bentuk anorganiksulfat dan 10 % dalam bentuk sulfat konjugasi dan sulfat netral Proteinuria adalah senyawa albumin dan globulin dalam urine pada konsentrasi yang abnormal. Pada keadaan normal tidak lebih dari 30-200 mg protein diekskresikan setiap hari melalui urine. Albumin dapat ditemukan dengan pemanasan urine, kemudian ditambah sedikit asam asetat encer. Terdapat endapan putih yang menetap setelah penambahan asam menunjukkan bahwa terdapat protein dalam urine
Selain terdapat pada nefritia, darah juga terdapat dalam urine (hematuria) yang dapat disebabkan karena kerusakan pada ginjal atau saluran urine. Hemaglobin bebas (hemaglobinuria) terdapat dalam urine setelah hemolisis yang cepat misalnya pada kompilasi dari malaria atau setelah kebakaran yang hebat
Urine yang mengandung pigmen empedu akan berwarna kunig kehijauan samapi coklat. Pigmen empedu dalam urine jumlahnya sanagat kecil. Daxar untuk uji pigmenempedu adalah oksidasi reagen dengan berbagai bentu seri tingkatan warna. Dengan uji gmelin yang positif, akan menghasilkan bermacam-macam warna mulai dari warna hijau, biru merah, dan kuning kemerah-merahan.
Didapatnya indoxyl sulfuric acud (indikan) dalam urine menunjukkan derajat katabolisme jaringan dan material protein adalah tidak benar, tetapi merupakan bagian besar dari organisme putrefektif usus dlama triptofan. Pengeluaran indikan dapat diambil sebagai petunjuk dini proses putrefektif dalam usus dan secara klinis hal yang penting dari asam sulfat terkonjugasi. Dalam kondisi normal, 10-20 gram indikan diekskresikan setiap harinya.
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat-alat yang digunakan pada praktikum urine kualitatif ini adalah tabung reaksi, api spirtus, penjepit, penangas air, pipet tetes, kaca, cawan porselin, kertas saring, mangkuk, dan gelas ukur.
Bahan. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum urine kualitatif ini adalah sampel urine sapi Peranakan Ongole (PO), sampel urine PO abnormal, ureum padat, air suling, larutan NaOH encer, larutan Na2CO3 2 %, Na2CO3 padat, asam asetat, tepung kedelai, CuSO4, fenol merah, pereaksi Benedict, Na2SO3 20 %, HNO3 pekat, asam urat padat, amoniak, larutan AgNO3, NaOH 10 %, asam pikrat, fenolftalein, HCl encer, BaCl2, kalium okasalat, amonium molibdat, Benzidin, larutan H2O2, HNO3 pekat, serbuk belerang, pereaksi obermeyer, dan khloroform.
CARA PENGUJIAN
Senyawa Organik Dalam Urine
Percobaan Biuret Terhadap Ureum. Panaskan sedikit ureum dalam sebuah tabung dengan api kecil sampai melebur dan kemudian memadat lagi. Kemudian ditambah larutan NaCl encer dan CuSO4. Setelah itu, warna yang terjadi dicatat.
Percobaan Enzimatik Terhadap Ureum. Sebanyak 2 tabung disiapkan, pada tabung 1 dimasukkan 2 ml urin dan pada tabung 2 dimasukkan 2 ml air. Pada kedua tabung, masing-masing tabung ditambahkan beberapa tetes fenol merah, 1 ml larutan Na2CO3 2 %, dan 1 ml asam asetat. Kemudian dipanaskan pada penangas air dengan suhu 60ºC selama 10 menit. Setelah itu, ditambahkan tepung kedelai dan digojog. Perbedaan warna yang terjadi antara kedua tabung diamati.
Percobaan Benedict Terhadap Garam Urat.
Sebanyak 2 ml urine ditambahkan 2 ml larutan Benedict dan sedikit Na2CO3 padat. Setelah itu, warna yang timbul dicatat.
Percobaan Folin untuk asam urat
Masukan urine kedalam cawan 3 ml dan campurkan 2 ml pereaksi Folin dan 2 ml 20% Na2CO3. Setelah itu, catat warna yang terjadi.
Percobaan Murexida. Ke dalam cawan porselin dimasukkan 3 tetes HNO3 pekat dan 1 sendok asam urat padat. Kemudian dipanaskan pada penangas air sampai menjadi kering. Setelah itu, ditambahkan amoniak encer 2cc. Warna yang terjadi dicatat.
Percobaan Daya Mereduksi Asam Urat. Asam urat dilarutkan dalam 1 ml larutan Na2CO3. Kemudian larutan diteteskan ke atas kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan AgNO3. setelah itu, warna yang terjadi dicatat. Positif terjadi warna kuning coklat atau hitam yang disebabkan oleh terjadinya atom Ag.
Uji Pikrat. Sebanyak 1 ml asam pikrat jenuh ditambahkan 0,5 ml larutan NaOH 10 %. Larutan dibagi ke dalam 2 tabung. Pada tabung 1, ditambahkan 3 ml air, sedangkan pada tabung 2 ditambahkan 3 ml urine. Kemudian perbandingan warnanya diamati dan dicatat.
Percobaan nitroprisil terhadap keratin (Weyl + salkowsky)
Masukan beberapa tetes Na-nitropuspida kedalam tabung yang telah diisi 5 ml urine. Tuangkan larutan NaOH kedalam supaya reaksinya basa (sampai timbul warna merah). Penaskan dan catat warna yang terjadi. Kemudian asamkan dengan asam asetat glacial, panaskan selama satu menit dan catat apa yang terjadi.
Percobaan Terhadap Garam Amonium. Sebanyak 2 ml urine ditambahkan indikator fenolptalin dan sedikit larutan Na2CO3 2 % sampai warna merah, lalu dipanaskan dengan menggunakan api spirtus sampai timbul uap. Kemudian uap tersebut ditampung dengan kaca yang telah dibasahi dengan fenolftalin. Warna yang terdapat pada kaca diamati dan dicatat.
Hasil dan Pembahasan
Senyawa Organik Dalam Urine
Percobaan Biuret Terhadap Ureum. Dari hasil pencampuran antara ureum, NaOH, dan CuSO4 ke dalam tabung reaksi, maka dihasilkan perubahan warna larutan dari kuning bening menjadi biru keunguan. Hal ini terjadi karena adanya ikatan antara Cu2+ dengan N yang berasal dari ureum menjadi CuN yang menyebabkan warna larutan berwarna ungu. Hal ini menandakan bahwa pada senyawa ureum dalam urine terdapat ikatan peptida. Ureum merupakan hasil akhir metabolisme protein yang berasal dari asam amino yang telah dipindah amoniaknya di dalam hati dan mencapai ginjal, sertadiekskresikan rata-rata 30 gram setiap hari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg tiap 100 cc darah, namun hal ini juga tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum
Percobaan Enzimatik Terhadap Ureum. Uji enzimatik pada ureum dilakukan pada dua sampel yang berbeda, yaitu urine pada tabung 1 dan air pada tabung 2. Hasil percobaan pada tabung 1 yang berisi urine menunjukkan terjadinya warna merah muda saat penambahan fenol merah dan Na2CO3 2 %, namun setelah ditambahkan asam asetat 2 % warna larutan tersebut berubah menjadi kuning, kemudian saat larutan dipanaskan menggunakan penangas air pada suhu 60ºC warnanya berubah menjadi kuning kemerah-merahan. Setelah ditambah dengan tepung kedelai, lalu digojog, warna larutan berubah menjadi merah dan terdapat endapan tepung kedelai. Sedangkan pada tabung 2 yang berisi air, warna larutan berubah menjadi warna merah muda ketika ditambahkan fenol merah dan Na2CO3 2 %, namun setelah ditambahkan asam asetat 2 % warna larutan tersebut berubah menjadi kuning, kemudian saat larutan dipanaskan menggunakan penangas air pada suhu 60ºC warnanya tidak berubah (tetap berwarna kuning) begitu juga pada saat penambahan tepung kedelai warnanya juga tetap kuning. Dari percobaan ini, terlihat adanya perbedaan antara tabung 1 dan tabung 2. Pada tabung 1 saat penambahan tepung kedelai terjadi peubahan warna dari merah menjadi kuning. Hal ini dikarenakan tepung kedelai yang mengandung enzim urease bereaksi dengan urea yang terdapat pada urine. Sehingga terjadi reaksi enzimatik, yaitu hidrolisis urea dalam urine oleh urease yang terdapat pada tepung kedelai.
Reaksi yang terjadi tabung 1, urin
|
C = O 2NH2 + CO2 (NH4)2CO3
NH2(H2O)
(urea)
Sedangkan pada tabung 2 setelah penambahan tepung kedelai tidak mengalami perubahan warna karena di dalam air tidak terkandung urea sehingga tidak ada reaksi enzimatik antara urease pada tepung kedelai dengan air. Pada percobaan ini digunakan suhu 60ºC karena suhu ini merupakan suhu optimum dari enzim urease
Percobaan Benedict Terhadap Garam Urat. Setelah urine ditambah dengan larutan Benedict dan Na2CO3 padat, lalu dipanaskan, warna larutan berubah menjadi warna coklat kekuningan dan di dalam tabung terdapat endapan putih, bukan endapan merah bata, namun hal ini telah menandakan bahwa uji Benedict positif karena hasil akhir warna larutan telah berubah, bukan warna biru (warna benedict). Urine mengandung garam urat. Benedict dapat digunakan untuk menguji K\kemampuan mereduksi garam urat karena Benedict mengandung CuSO4. Cu2+ dari CuSO4 direduksi menjadi Cu+, kemudian membentuk Cu2O dan mengendap. Endapan Cu2O berwarna merah bata (Poedjiadi,1994).
Percobaan Murexida. Pada uji ini dilakukan penambahan HNO3 pekat ke dalam asam urat padat dan dianaskan akan berwarna merah. Setelah ditambahkan amoniak warnanya berubah menjadi warna violet kemerah-merahan. Hal ini menandakan bahwa terdapat murexida di dalam asam urat. Asam urat dioksidasi oleh HNO3 pekat mengahsilkan asam dialurat dan alloxan. Asam dialurat dan alloxan akan berkondensasi membentuk alloxantin. Alloxantin akan berubah menjadi amonium purparat (murexida) setelah ditambah dengan amoniak
Percobaan Daya Mereduksi Asam Urat. Uji daya mereduksi asam urat dilakukan dengan melarutkan asam urat menggunakan larutan Na2CO3 sehingga terjadi endapan putih. Setelah larutan tersebut diteteskan di atas kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan AgNO3, kertas saring akan berwarna hitam. Hal ini menunjukkan bahwa asam urat mampu mereduksi Ag+ dari AgNO3 menjadi Ag. Kadar normal asam urat dalam darah adalah 2-3 mg tiap 100 cc, sedangkan yang diekskresikan ke dalam urine adalah 1,5-2 mg
Percobaan Pikrat. Pungujian ini dilakukan dengan membandingkan air dengan urine. Pada tabung 1 diisi dengan air dan tabung 2 diisi dengan urine, kemudian pada masing-masing tabung ditambah asam pikrat jenuh dab NaOH 10 %. Dari percobaan ini diperoleh pada tabung 1 terbenuk larutam berwarna kuning dan pada tabung 2 menunjukkan warna larutan merah jingga. Hal ini menunjukkan bahwa di dlama air tidak mengandung kreatinin, sedangkan pada urine mengandung kreatinin. Warna merah jingga pada urine menunjukkan adanya kreatinin pikrat yang terjadi karena kreatinin berikatan dengan pikrat jenuh. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adanya kreatinin dalam urine. Kreatin adalah hasil buangan kreatinin dalam otot. Produk metabolisme lain mencakup benda-benda purine, oxalat, fosfat, dan sulfat
Percobaan Terhadap Garam Amonium. Pengujian terhadap garam amonium ini dilakukan untuk mengetahui adanya garam amonium dalam urine. Berdasarkan percobaan diperoleh hasil timbul uap warna merah yang terdapat pada kaca yang telah dibasahi dengan fenolftalin. Warna merah ini menunjukkan adanya garam amonium atau gas NH3 yang mudah menguap.
Kesimpulan
Pengujian mengenai senyawa organik dalam urine dapat dilakukan dengan melakukan uji biuret pada ureum, uji enzimatik terhadap senyawa ureum, uji Benedict terhadap garam urat, uji daya mereduksi asam urat, uji pikrat, dan uji terhadap garam amonium. Pada uji biuret terhadap ureum dihasilkan warna ungu yang menunjukkan bahwa terdapat ikatan peptida pada ureum. Uji enzimatik terhadap ureum yang menggunakan urine terjadi hidrolisis urea dalam urine oleh enzim urease dari tepung kedelai, sedangkan jika menggunakan air tidak terjadi hidrolisis urea karena di dalam air tidak terdapat urea. Pada uji Benedict terhadap garam urat menunjukkan hasil positif terhadap uji Benedict, yaitu ditemukannya gugus reduksi pada garam urat. Pengujian Murexida bertujuan untuk mengetahui adanya murexida (amonium purparat) pada asam urat. Uji pikrat dilakukan untuk menunjukkan adanya kreatinin di dalam urine. Pengujian terhadap garam amonium menunjukkan bahwa adanya garam amonium dala urine yang ditandai dengan adanya gas NH3.
Daftar Pustaka
Endang Widhioyastuti,dr ,dkk. 2010. Premedical Science In Homeostatic
SettingI. Muhammadiyah Surakarta University. Surakarta
Dawiesah I, S. 1989. Penentuan Nutrien Dalam Jaringan Dan Plasma Tubuh. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Evelyn, C.P. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT Gramedia, Jakarta.
Ganong. 2003. fisiologi Kedokteran. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Roberts, M. 1993. Biology Princeple and Processes, 1 sted. Thomas Nelson and Sons Ltd. London
.